BERITA HOT PERTAMA KALI MENCOBA BERSETUBUH

CERITA NGENTOT PERTAMA KALI MENCOBA BERSETUBUH

 

CERITA SEX PERTAMA KALI BERSETUBUH


Namaku Yunita, usiaku 18 tahun dan aku adalah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda, Kulitku putih, tinggi sekitar 165 cm dan berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu dan ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, semua wanitanya rata-rata berbadan seperti aku, sehingga tidak seperti gadis-gadis lain yang mendambakan tubuh yang indah sampai rela berdiet ketat. Di keluarga kami justru makan apapun tetap segini-segini saja.

Suatu sore dalam perjalanan pulang sehabis latihan cheers di sekolah, aku disuruh ayah mengantarkan surat-surat penting ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Dingo. Kebetulan rumahnya memang melewati rumah kami karena letaknya di kompleks yang sama di perumahan elit selatan Jakarta.

Om Dingo ini walau usianya sudah di akhir kepala 4, namun wajah dan gayanya masih seperti anak muda. Dari dulu diam-diam aku sedikit naksir padanya. Habis selain ganteng dan rambutnya sedikit beruban, badannya juga tinggi tegap dan hobinya berenang serta tenis. Ayah kenal dengannya sejak semasa kuliah dulu, oleh sebab itu kami lumayan dekat dengan keluarganya.

Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di kegiatan sosial dan sering pergi ke pesta-pesta. Ibu sering diajak oleh si Tante Riani, istri Om Dingo ini, namun ibu selalu menolak karena dia lebih senang di rumah.

Dengan diantar supir, aku sampai juga di rumahnya Om Dingo yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam ada kolam renang dan kebun yang luas. Sejak kecil aku sudah sering ke sini, namun baru kali ini aku datang sendiri tanpa ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, dan kaos ketat tanpa lengan warna putih, aku memencet bel pintu rumahnya sambil membawa amplop besar titipan ayahku.

Ayah memang sedang ada bisnis dengan Om Dingo yang pengusaha kayu, maka akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu sama lain. Karena ayah ada rapat yang tidak dapat ditunda, maka suratnya tidak dapat dia berikan sendiri.

Seorang pembantu wanita yang sudah lumayan tua keluar dari dalam dan membukakan pintu untukku. Sementara itu kusuruh supirku menungguku di luar.
Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar saya beritahu Tuan kalau Non sudah datang.”
“Makasih, Bi.” jawabku sambil duduk di sofa yang empuk.

Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tidak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Dingo. Karena bosan, aku jalan-jalan dan sampai di pintu yang ternyata menghubungkan rumah itu dengan halaman belakang dan kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya dan di tepi kolam kulihat Om Dingo yang sedang berdiri dan mengeringkan tubuh dengan handuk.

“Ooh..” pekikku dalam hati demi melihat tubuh atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, dan tonjolan di antara kedua pahanya.
Wajahku agak memerah karena mendadak aku jadi horny, dan payudaraku terasa gatal. Om Dingo menoleh dan melihatku berdiri terpaku dengan tatapan tolol, dia pun tertawa dan memanggilku untuk menghampirinya.

“Halo Yunita, apa kabar kamu..?” sapa Om Dingo hangat sambil memberikan sun di pipiku.
Aku pun balas sun dia walau kagok, “Oh, baik Om. Om sendiri apa kabar..?”
“Om baik-baik aja. Kamu baru pulang dari sekolah yah..?” tanya Om Dingo sambil memandangku dari atas sampai ke bawah.
Tatapannya berhenti sebentar di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sedangkan aku sendiri hanya dapat tersenyum melihat tonjolan di celana renang Om Dingo yang ketat itu mengeras.

“Iya Om, baru latihan cheers. Tante Riani mana Om..?” ujarku basa-basi.
“Tante Riani lagi ke Bali sama teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih.” balas Om Dingo sambil memasang kimono di tubuhnya.
“Ooh..” jawabku dengan nada sedikit kecewa karena tidak dapat melihat tubuh atletis Om Dingo dengan leluasa lagi.
“Ke dapur yuk..!”

“Kamu mau minum apa Rin..?” tanya Om Dingo ketika kami sampai di dapur.
“Air putih aja Om, biar awet muda.” jawabku asal.
Sambil menunggu Om Dingo menuangkan air dingin ke gelas, aku pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas karena tidak ada bangku di dapurnya.
“Duduk di sini boleh yah Om..?” tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkan paha putihku makin tinggi terlihat.
“Boleh kok Yun.” kata Om Dingo sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.

Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menggoda itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang berada di lantai dan Om Dingo pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju dan rokku.
“Aaah..!” pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Dingo langsung menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
“Aduh.., begimana sih..? Om nggak sengaja Yun. Maaf yah, baju kamu jadi basah semua tuh. Dingin nggak airnya tadi..?” tanya Om Dingo sambil buru-buru mengambil lap dan menyeka rok dan kaosku.

Aku yang masih terkejut hanya diam mengamati tangan Om Dingo yang berada di atas dadaku dan matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak semakin jelas di balik kaosku yang basah dan hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Dingo.
“Om.. udah Om..!” kataku lirih.
Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.

“Kamu cantik, Yunita..” ujarnya lembut.
Aku jadi tertunduk malu tapi tangannya mengangkat daguku dan malahan menciumku tepat di bibir. Aku refleks memejamkan mata dan Om Dingo kembali menciumku tapi sekarang lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Aku balas melumat bibirnya dan tanganku meraih pundak Om Dingo, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam dan selangkanganku.

Ciumannya makin buas, dan kini Om Dingo turun ke leher dan menciumku di sana. Sambil berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Dingo dan membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang dan bulu-bulunya yang lebat, kemudian mengecupnya lembut. Sementara itu tangan Om Dingo juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas payudaraku yang sudah gatal sedari tadi. 

CERITA SEX PERTAMA KALI BERSETUBUH

Tanpa basa basi om dingo langsung membuka bajuku dan saat itu juga aku telanjang dada tiba tiba om dingo langsung melahap buah dadaku yang sudah dari tadi mengeras, Ohhhhh .. Ssshhh nikmatnya . Aku mulai merasakan kenikmatan yang tidak pernah aku rasakan dan pelan pelan tangan kiri om dingo mulai menurun menuju Vaginaku, sesampai di area kewanitaanku aku merasa kalau aku sudah basah sekali langsung aja aku dekap tangan om dingo yang uda id mainkan tangannya di daerah kewanitaanku.

Ohhh Ommm ,, enak ommm... cepat masukin pakai penis om , Yunita uda ga tahan ingin mencoba penis om, Sssshhhh Aku mendesah gak karuan. Terlihat kalau om dingo juga sudah nafsu tinggi langsung dia buka sendiri celana dia dan pelan pelan dia langsung masukkan penisnya ke area kewanitaanku , Penisnya yang lumayan besar hampir tidak bisa masuk semua karna aku masih perawan.


"Ssssshhh.. Ahhhhhh Sakitt om .. Ahhh" Desah ku.
"Iya sabar Yunita om masuk pelan pelan nanti enak kok" Jawab om dingo
Baru masuk kepala penis om dingo sudah terasa sakit sekali akan tetapi aku memaksa om dingo untuk melanjutkannya sampai masuk semua penisnya, Pelan pelan om dingo menyorong penisnya dan Ahhhhhhh Aku pun mendesah kesakitan , Ada rasa sakit dan nikmat yang sangat luar biasa, Aku merasakan ada yang koyak di bagian kewanitaanku, Karna aku berpikir bahwa keperawananku sudah hilang.

Aku juga merasakan pelan pelan om dingo memasukkan penisnya perlahan lahan dan masuk semua , Ahhhhhh Sssshhh goyangi om yang kenceng, Aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa.Lama kelamaan om dingo mempercepat goyangannya dan aku piun tidak berhenti mendesah karna ada rasa sakit yang aku rasakan di satu sisi nikmat yang tidak pernah aku rasakan.

Sesudah puas kami mengganti gaya sekarang aku di atas Tubuh om dingo, Baru mau aku pegang penis om dingo untuk masukin sendiri ke Vagina ku om dingo langsung memasukkan nya sendiri dan Sepertinya om dingo sudah tidak tahan , Om dingo seperti kerasukan , Sampai aku Desah sekuatnya.

"Ahhhhhhh..Ahhhhh.. sakiiiitttt omm , Sssshhhh ... Aaaaaaa" 
Om dingo tidak peduli denganku sampai ada selang 5 menit aku di genjot kencang om dingo bilang Yunita om mau keluar, Om keluari didalam ya.

"iii..iiiyaaaa.. Oooommm" Aku hanya bisa menjawab sambil merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan

Tiba tiba saja cairan dari penis om dingo pun keluar didalam vaginaku terasa hangat Crroooott croroooottt... Ahhhhhh .. Aku pun keluar.
Setelah itu kami berdua lemas dan aku berbaring di samping om dingo dan kami saling berpelukan.

 

Promo Situs Pilihan.

Posting Komentar

0 Komentar

close
NONTON MOVIE